Tingkat Kelulusan UN Harus Sejalan Dengan Kejujuran
BANDUNG, (PRLM).- Kepala Sekolah SMAN I
Soreang Totong Syamsudin menyatakan, siswanya sudah siap menghadapi
Ujian Nasional (UN) pada Senin 16 April mendatang. Dia menilai, tingkat
kelulusan harus dibarengi dengan kejujuran para peserta dalam
mengerjakan soal-soal UN.
“Saya ingin siswa SMAN I Soreang lulus 100 persen tanpa ada catatan ketidakjujuran,” kata Totong saat ditemui “PRLM” di Kantor SMAN I Soreang, Jalan Soreang-Banjaran Kabupaten Bandung, Jumat (13/4/12).
Totong menegaskan, kejujuran siswa dalam mengerjakan soal-soal UN sangat penting karena merupakan pendidikan karakter bagi siswanya.
“Kecil kemungkinan terjadi kecurangan di SMA kami karena lokasi sekolah yang berdekatan dengan kantor Polres Bandung dan Pemda Kabupaten Bandung, sehingga, aparat polisi dan Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung langsung mengawasi jalannya UN,” ujar Totong.
Untuk persiapan menghadapi UN, dia mengatakan, SMAN I Soreang mengadakan pemantapan atau pelajaran tambahan bagi para siswanya. “Pada November sampai Desember 2011, pemantapan diberikan setiap hari sesudah siswa pulang sekolah, sedangkan dari Desember 2011 sampai Februari 2012, pemantapan berlangsung seminggu tiga kali, kemudian menjadi seminggu dua kali pada Februari hingga Maret 2012, penurunan intesitas pemantapan itu agar siswa tidak terlalu dibebani oleh pelajaran tambahan,”ucapnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 12 Bandung, Hartono optimis dengan pemantapan yang dilakukan sekolahnya, siswa-siswa memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan soal-soal UN. “UN bukan segala-galanya dan kita menghadapinya dengan biasa-biasa saja, dengan sikap seperti itu para siswa menjadi percaya diri dan tak terlalu terbebani dalam menghadapi UN,” ucapnya.
Hartono menambahkan, dengan lima tipe soal yang berbeda sangat keterlaluan jika masih ada kebocoran. “Jika upaya-upaya pemerintah dalam mencegah kebocoran soal atau jawaban masih gagal, lebih baik UN ditiadakan saja karena sudah menghambur-hamburkan biaya dan tenaga, ucap Hartono menandaskan. (CA-12/CA-03/A-88)***
“Saya ingin siswa SMAN I Soreang lulus 100 persen tanpa ada catatan ketidakjujuran,” kata Totong saat ditemui “PRLM” di Kantor SMAN I Soreang, Jalan Soreang-Banjaran Kabupaten Bandung, Jumat (13/4/12).
Totong menegaskan, kejujuran siswa dalam mengerjakan soal-soal UN sangat penting karena merupakan pendidikan karakter bagi siswanya.
“Kecil kemungkinan terjadi kecurangan di SMA kami karena lokasi sekolah yang berdekatan dengan kantor Polres Bandung dan Pemda Kabupaten Bandung, sehingga, aparat polisi dan Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung langsung mengawasi jalannya UN,” ujar Totong.
Untuk persiapan menghadapi UN, dia mengatakan, SMAN I Soreang mengadakan pemantapan atau pelajaran tambahan bagi para siswanya. “Pada November sampai Desember 2011, pemantapan diberikan setiap hari sesudah siswa pulang sekolah, sedangkan dari Desember 2011 sampai Februari 2012, pemantapan berlangsung seminggu tiga kali, kemudian menjadi seminggu dua kali pada Februari hingga Maret 2012, penurunan intesitas pemantapan itu agar siswa tidak terlalu dibebani oleh pelajaran tambahan,”ucapnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 12 Bandung, Hartono optimis dengan pemantapan yang dilakukan sekolahnya, siswa-siswa memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan soal-soal UN. “UN bukan segala-galanya dan kita menghadapinya dengan biasa-biasa saja, dengan sikap seperti itu para siswa menjadi percaya diri dan tak terlalu terbebani dalam menghadapi UN,” ucapnya.
Hartono menambahkan, dengan lima tipe soal yang berbeda sangat keterlaluan jika masih ada kebocoran. “Jika upaya-upaya pemerintah dalam mencegah kebocoran soal atau jawaban masih gagal, lebih baik UN ditiadakan saja karena sudah menghambur-hamburkan biaya dan tenaga, ucap Hartono menandaskan. (CA-12/CA-03/A-88)***